Api atau pawaka
Api atau pawaka adalah panas dan cahaya yang
berasal dari sesuatu yang terbakar. Panas yang dihasilkan api disebabkan oleh
perubahan ikatan rangkap lemah dalam molekul oksigen, O2, menjadi
ikatan yang lebih kuat, menghasilkan karbon dioksida dan air, serta melepaskan
energi (418 kJ per 32 g O2); energi ikatan bahan bakar sebenarnya
hanya memainkan peran kecil di sini. Pada titik tertentu dalam reaksi
pembakaran akan muncul nyala api, yang disebut titik pengapian. Nyala api
adalah bagian api yang terlihat. Api terutama terdiri dari karbon
dioksida, uap air, oksigen dan nitrogen.
Jika cukup panas, gas bisa terionisasi untuk menghasilkan plasma. Tergantung pada zat yang menyala,
dan zat lain yang ikut tercampur, warna nyala api dan intensitas api bisa
berbeda-beda.
Nyala api yang tidak terkendali dapat
mengakibatkan kebakaran besar, yang berpotensi menyebabkan kerusakan.
Kebakaran adalah proses penting yang mempengaruhi sistem ekologi di
seluruh dunia. Kebakaran memiliki efek positif seperti merangsang pertumbuhan
dan memelihara berbagai sistem ekologi. Efek negatifnya, kebakaran berbahaya
bagi kehidupan dan harta benda, menyebabkan polusi atmosfer serta kontaminasi
air. Jika kebakaran menghilangkan vegetasi pelindung, hujan deras dapat
menyebabkan peningkatan erosi tanah oleh air. Selain itu ketika vegetasi dibakar,
nitrogen yang dikandungnya dilepaskan ke atmosfer, tidak seperti unsur-unsur
seperti kalium dan fosfor yang
tetap berada di abu dan dengan cepat didaur ulang ke dalam tanah. Hilangnya
nitrogen yang disebabkan oleh kebakaran akan menghasilkan pengurangan kesuburan
tanah dalam jangka panjang. Namun, kesuburan tanah mungkin tetap bisa
dipulihkan, karena molekul nitrogen di atmosfer "terikat" dan diubah menjadi amonia oleh
fenomena alam seperti kilat dan tanaman polong-polongan
yang bersifat "pengikat nitrogen" seperti semanggi, kacang polong,
dan kacang hijau.
Api telah digunakan oleh manusia dalam
ritual, dalam pertanian untuk membuka lahan, untuk memasak, menghasilkan panas
dan cahaya, untuk memberi sinyal, tujuan penggerak, peleburan, penempaan,
pembakaran sampah, kremasi, dan sebagai senjata atau cara pemusnahan. Kemampuan
mengendalikan api adalah perubahan dramatis dalam kebiasaan manusia purba.
Membuat api untuk menghasilkan panas dan cahaya memungkinkan manusia memasak
makanan, sekaligus meningkatkan variasi dan ketersediaan nutrisi dan mengurangi
penyakit dengan membunuh organisme dalam makanan